TKI yang Menjadi Korban Tawuran di Taiwan – Empat jenazah pekerja migran Indonesia atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban tawuran pesilat di Taiwan dan juga karena kasus lainnya, tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Keempat korban tewas tersebut telah teridentifikasi jenazahnya. Pertama, atas nama Jaenal Fanani, asal Tenggalek, Jawa Timur, dengan profesi sebagai pekerja manufaktur di Taiwan. Jenazah Jaenal diangkut menggunakan pesawat terbang komersial Cathay Pacific nomor penerbangan CX 797 rute Jakarta yang mendarat sekitar pukul 23.00 WIB di Terminal Kargo Bandara Soetta.
Selain korban tawuran di Taiwan, pada pemulangan tersebut, terdapat juga tiga peti jenazah TKI dengan identitas masing-masingnya adalah Suryani asal Jawa Timur, Lustianah asal Lampung dan Yana Mulyana warga Jawa Barat. Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani di Tangerang, mengatakan secara total keseluruhan, TKI yang telah dipulangkan dari Taiwan tersebut ada empat jenazah. Keempatnya langsung difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama BP2MI. “, BP2MI menerima kedatangan empat jenazah dari Taiwan. Hadir bersama kami juga Kemlu,” kata Benny
Kemlu Enggan Bocorkan Perguruan Silat
Kemlu RI Enggan Sebut Identitas Perguruan SilatPihak Kemlu RI enggan menyebut identitas perguruan silat yang terlibat. Namun, Kemlu RI membenarkan bahwa terjadi bentrokan yang melibatkan 30 orang dan menewaskan satu orang. “Perkelahian tersebut melibatkan 30 WNI dan menyebabkan 1 WNI meninggal dan 1 WNI luka-luka. Setelah menjalani perawatan di RS, 1 korban luka tersebut pada tanggal 4 September telah dinyatakan sembuh,” jelas Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha pada Selasa sore . “Kepolisian Changhua telah menetapkan 15 WNI sebagai pelaku dan berkas perkara telah disampaikan kepada Kejaksaan Distrik Changhua,” Judha menambahkan.
Judha juga menyayangkan karena bentrokan antara WNI kembali terjadi di Taiwan. Ia menegaskan bahwa seharusnya WNI menjadi duta Indonesia di luar negeri. “Perkelahian sesama WNI ini sangat disesalkan. Mereka sepatutnya menjadi duta bangsa Indonesia dan dapat menunjukan sikap dan perilaku baik dari bangsa Indonesia di luar negeri. Kami sangat mengimbau agar kerukunan sesama WNI di luar negeri dapat selalu dijaga,” tegas Judha Nugraha.
Kasus Tawuran Pesilat
Sebelumnya, kelompok silat dari Indonesia terlibat tawuran di Taiwan. Polisi setempat berhasil melerai kelompok itu, namun satu WNI tewas akibat ditusuk dari belakang. Tawuran ini terjadi pada malam Minggu lalu, dan melibatkan total 30 orang WNI. Tawuran terjadi di luar stasiun kereta Changhua. Menurut Taiwan News, satu orang meninggal akibat lukanya. Pria berusia 32 tahun itu tertusuk di bagian belakang tubuhnya dan tewas.
Ada lagi pemuda 21 tahun yang tertusuk hingga empat kali. Ia mendapatkan perawatan di rumah sakit. Polisi Taiwan menyebut kedua pihak cekcok soal bela diri, kemudian siap bertemu untuk berdiskusi secara tatap muka, akan tetapi terjadi eskalasi. Foto dari media Taiwan menunjukkan bahwa para WNI itu ternyata membawa senjata, mulai dari pisau, nunchaku, knuckle, hingga celurit. Pihak kepolisian Taiwan lantas menghubungi perwakilan Indonesia di Taiwan untuk membantu pemulangan WNI yang meninggal. Kepolisian juga menyeret para pelaku ke ranah hukum.