8 Faktor Ambruknya Harga Indeks Saham – Saham menjadi salah satu pilihan investasi yang populer dan menawarkan tingkat keuntungan tinggi. Hanya saja, pasar saham mempunyai karakteristik harga yang naik turun atau punya volatilitas tinggi. Kamu pun bisa mendapatkan imbal hasil menguntungkan kalau mampu memahami mengapa harga saham naik turun. Para ahli mengungkapkan, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan harga pada saham. Beberapa faktor tersebut meliputi:
Kondisi Politik dan Regulasi
Situasi politik negara serta penerapan regulasi tertentu oleh pemerintah dapat pula menimbulkan perubahan pada harga saham perusahaan. Kedua faktor ini memiliki pengaruh besar pada togel macau stabilitas ekonomi sebuah negara. Dalam banyak kasus, kebijakan serta situasi politik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap aktivitas bisnis sebuah perusahaan. Bahkan pengaruh kebijakan dapat muncul meski pemerintah belum secara resmi mengumumkannya. Beberapa contoh situasi politik serta regulasi yang berpengaruh pada nilai saham di antaranya:
- Situasi menjelang pemilihan umum (pemilu)
- Kebijakan terkait ekspor impor
- Regulasi berkaitan dengan aktivitas penanaman modal asing (PMA)
Kinerja Sektor atau Industri
Perubahan harga saham bisa pula terjadi karena pengaruh sektor atau lingkup industri sebuah perusahaan. Adanya pertumbuhan yang positif dalam sebuah sektor, mendorong peningkatan harga saham dari para pelaku bisnis di bidang tersebut.
Sebagai contoh adalah kinerja positif dari perusahaan yang berkecimpung dalam bidang teknologi serta kesehatan selama pandemi COVID-19. Kinerja positif tersebut mendorong adanya kenaikan harga saham dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kedua bidang itu.
Faktor Perubahan Kepemilikan atau Manajemen
Faktor terakhir yang menjadi pengaruh mengapa harga saham naik turun adalah ketika terdapat aksi korporasi berupa perubahan kepemilikan atau manajemen. Perubahan kepemilikan atau manajemen bisa terjadi dalam bentuk merger serta akuisisi. Merger merupakan kondisi ketika ada beberapa perusahaan yang melakukan kebijakan peleburan bisnis menjadi sebuah entitas baru. Selanjutnya, perusahaan lama tidak lagi menjalankan operasional bisnis. Sementara itu, kepemilikan saham di perusahaan baru berlaku sesuai dengan kesepakatan saat merger.
Sementara itu, akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan mengambil alih kepemilikan saham perusahaan lain. Proses akuisisi berlangsung saat perusahaan membeli saham dalam jumlah besar dan menjadi pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai kekuasaan dalam melakukan penggantian manajemen.
Sekarang kamu sudah tahu berbagai faktor mengapa harga saham naik turun, kan? Pengetahuan ini pun bisa membantu kamu dalam melakukan pengambilan keputusan dalam berinvestasi saham https://momotarosushius.com/ secara lebih baik dan objektif. Selain investasi, jangan lupa untuk tetap mengelola usaha dengan baik. Apalagi, tingkat persaingan usaha saat ini kian ketat. Biar tetap kompetitif, kamu perlu memperhatikan kenyamanan para pelanggan, terutama dalam proses bertransaksi.
Faktor Dividen
Faktor selanjutnya yang memiliki pengaruh dan menjadi alasan mengapa harga saham naik turun adalah dividen. Tingkat permintaan terhadap sebuah saham bisa menurun atau meningkat karena iming-iming besaran dividen yang bisa didapatkan oleh investor.
Meningkatnya permintaan terhadap sebuah saham dapat mendorong kenaikan harganya. Oleh karena itu, tak heran kalau kamu menemukan banyak investor yang tertarik untuk memiliki saham perusahaan besar dengan peluang dividen yang menjanjikan.
Dalam praktiknya, perusahaan dapat melakukan pembagian dividen secara rutin setelah pengumuman laporan keuangan. Ada 2 tipe dividen yang bisa kamu dapatkan dari kepemilikan saham di sebuah perusahaan, yaitu dividen dalam bentuk tunai dan dividen yang berupa bonus saham.
Faktor Teknis
Saham sebuah perusahaan bisa juga mengalami kenaikan atau penurunan karena berbagai faktor yang sifatnya teknis. Faktor teknis tersebut meliputi, pergerakan rata-rata saham, pola grafik, atau volume perdagangan.
Sebagai contoh, ketika menjadi seorang investor saham, kamu perlu memiliki pemahaman dalam membaca grafik harga saham. Pemahaman tentang grafik tersebut dapat membantu kamu dalam mengambil keputusan apakah ingin buy, hold, atau sell. Berkaitan dengan pola grafik saham, ada banyak chart pattern yang kerap menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan. Beberapa pola tersebut di antaranya adalah:
- Double top dan double bottom
- Bullish dan bearish pennant
- Rising dan falling wedge
- Bullish dan bearish rectangle pattern
- Head and shoulder dan inverted head and shoulder
Kinerja Keuangan Perusahaan
Alasan pertama mengapa harga saham naik turun adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang positif atau bertumbuh dengan baik dapat mendorong kenaikan harga saham. Sementara itu, kinerja keuangan perusahaan yang buruk berdampak pada penurunan nilai saham.
Kamu dapat menilai kinerja perusahaan dengan membaca laporan keuangan perusahaan. Ada berbagai parameter yang dapat kamu gunakan dalam menilai kinerja perusahaan, termasuk di antaranya adalah:
- Margin laba kotor
- Rasio modal kerja
- Rasio perputaran persediaan atau inventory turnover ratio
- Rasio likuiditas atau current ratio
- Leverage
Faktor Ekonomi Makro
Alasan mengapa harga saham naik turun selanjutnya adalah karena pengaruh ekonomi makro. Istilah ekonomi makro merujuk pada kondisi ekonomi yang memiliki pengaruh pada aspek luas, mencakup masyarakat umum, pasar, serta perusahaan. Beberapa contoh faktor yang termasuk dalam kelompok ekonomi makro dan berpengaruh pada nilai saham perusahaan di antaranya adalah:
- Angka inflasi dan deflasi
- Aktivitas ekspor impor
- Pendapatan per kapita
- Pertumbuhan ekonomi
- Tingkat suku bunga
Sentimen Pasar
Kamu perlu pula memahami pengaruh sentimen pasar yang bisa menjadi alasan mengapa harga saham naik turun. Sentimen pasar dapat kamu ketahui dengan memperhatikan sikap dari para pelaku pasar. Biasanya, kamu akan menjumpai adanya konsensus dari para pelaku pasar tersebut dalam mengantisipasi situasi tertentu. Dalam praktiknya, para investor menggambarkan sentimen pasar dalam dua istilah, yaitu bearish dan bullish. Bullish adalah kondisi ketika terjadi kenaikan harga. Sementara itu, bearish merupakan situasi saat harga saham mengalami penurunan.